Pemanfaatan limbah pertanian berupa jerami padi masih sangat minim dilakukan di Indonesia, padahal hal tersebut sangat bermanfaat untuk menambah income para petani & peternak, karena jerami padi apabila diolah dengan baik akan bermanfaat bagi para petani agar lahan pertaniannya bersih dari limbah & bagi peternak, limbah jerami bisa diolah menjadi pakan alternatif sehingga dapat menekan biaya operasional selama proses penggemukan.
Kebanyakan peternak ruminansia seperti sapi, kambing, kerbau, dll, tidak mengolah jerami padi terlebih dahulu sebelum diberikan ke hewan ternak mereka. Sistem yang mereka pakai adalah dengan mengambil jerami padi yang ada di sawah sebanyak-banyaknya, dan langsung diberikan kepada hewan ternak mereka semuanya, tidak ada jerami yang disimpan untuk persediaan pakan apabila musim panen sudah selesai.
Apabila para peternak menggunakan sistem diatas banyak hal yang kurang menguntungkan yang akan didapat, seperti :
1. Pakan akan berserakan dan tidak rapi.
2. Jerami yang memiliki struktur kasar apabila diberikan ke hewan ternak secara langsung maka itu hanya berdampak kenyang sesaat saja namun di dalam perut tidak bisa memproses secara maksimal sehingga nutrisi yang terdapat di dalam jerami tidak bisa diserap secara maksimal di waktu proses pencernaan.
3. Jerami yang belum diproses tidak bisa disimpan dalam jangka waktu lama.
Ada sistem yang lebih baik dalam mengolah jerami padi sebagai pakan alternatif yaitu dengan cara digiling terlebih dahulu dengan mesin chopper dan menyimpannya di tempat tertutup guna melakukan proses fermentasi. Dengan proses tersebut banyak hal yang bisa didapat yaitu :
1. Pemberian pakan ke hewan ternak akan lebih rapi.
2. Proses penggilingan dan fermentasi memberikan nilai tambah untuk jerami karena struktur jerami akan lebih lembut dan hewan ternak akan bisa menyerap nutrisi lebih maksimal dalam proses pencernaannya.
3. Dengan fermentasi, jerami padi bisa disimpan dalam waktu 1-6 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar