Minggu, 27 April 2014

Micro - Cattle Feedlot

Ditinjau dari segi bahasa, Micro atau dalam Bahasa Indonesianya Mikro adalah berkaitan dengan jumlah yang sedikit atau ukuran yang kecil. Sedangkan kata Feedlot yang berasal dari Bahasa Inggris berarti penggemukan. Jadi Micro-Feedlot bisa diartikan dengan sistem penggemukan hewan ternak dengan ukuran kecil. Penggemukan disini bisa berupa penggemukan sapi, kambing, ayam, ikan, burung, dll. Sedangkan ukuran disini bisa berarti total hewan ternak yang dipelihara atau pun ukuran perkandangannya.

Di kesempatan kali ini penulis akan memfokuskan diri dalam bidang Micro-Cattle Feedlot atau penggemukan sapi mikro. Micro-Cattle Feedlot adalah sistem penggemukan sapi secara intensif dengan menempatkan setip ekor sapi di dalam kandangnya masing-masing (kandang individu) yang disekat dengan penyekat besi atau beton dengan ukuran kurang/lebih 1m x 2m (2 meter persegi).

Dengan sistem Micro - cattle Feedlot yang menggunakan kandang micro-individu, sapi akan dibatasi pergerakannya agar pertumbuhan bisa terfokus pada pertambahan bobot tubuh. Dan juga sapi tidak akan lagi bergeseran dengan sapi lainnya karena sudah ada penyekat yang berupa besi atau beton. Dengan menggunakan sistem tersebut, sapi tidak lagi diikat dengan tali tambang, hal ini membuat sapi lebih nyaman berada di kandangnya.

Seperti di dalam video tentang Cattle Feedlot yang diupload di Youtube oleh Veterinariansoncall berjudul "Beef Cattle Feedlot in Nebraska says animal comfort is key to succes", menjelaskan bahwa kenyamanan hewan ternak adalah kunci kesuksesan. Jadi sebagai peternak kita harus memperhatikan kondisi hewan ternak kita agar jangan sampai hewan ternak kita mengalami stres karena sistem perkandangan yang tidak terkondisikan dengan baik. Maka dari itu kita berusaha untuk membuat hewan ternak kita menjadi lebih nyawan dengan sistem perkandangan micro-individu agar kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari usaha peternakan yang kita miliki.

Senin, 21 April 2014

Budidaya Rumput Gajah

Rumput Gajah (king Grass) adalah jenis rumput yang dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, kerbau, kuda, dll. Budidaya rumput gajah sudah menjadi tren saat ini sebagai sumber pakan hijauan yang baik untuk pertumbuhan hewan ternak. Budidayanya juga tidak terlalu sulit, bisa dibilang mudah, karena rumput jenis ini bisa bertahan disegala musim dan memiliki daya tumbuh yang sangat cepat. Budidaya rumput gajah bisa dilakukan dimana saja biasanya peternak membudidayakannya di lahan yang non aktif seperti kebun atau di lahan kosong pinggir sawah. Budidaya rumput gajah juga bisa di kombinasikan dengan budidaya tumbuhan lainnya seperti sengon. Sengon dan rumput gajah bisa di budidayakan secara bersamaan di satu tempat dengan menggunakan sistem tumpang sari yang lebih bermanfaat dan lebih menguntungkan.

Rabu, 16 April 2014

FEEDLOT INDUSTRY INVESTMENT

Setelah melihat video yang berjudul "Feedlot Industry Investment" yang berdurasi 35 menit 41 detik, Oleh: FutureBeefAu, di Youtube (bisa dilihat di link berikut ini http://m.youtube.com/watch?v=kNOsyDtKpg0), kita bisa melihat bahwa sistem penggemukan sapi di Australia sudah menjadi sebuah industri bukan lagi berskala UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) seperti di Indonesia. Dan Kultur penggemukan sapi di Australia menggunakan sistem ekstensif yang membutuhkan lahan luas untuk tempat penggemukan, berbeda dengan di Indonesia yang menggunakan sistem intensif yang membutuhkan lahan sempit untuk tempat penggemukan atau biasa di sebut sistem perkandangan.
Jika kita menerapkan sistem peggemukan sapi (cattle feedlot) di Australia ke Indonesia, kita masih belum yakin 100% jika sistem ini akan berhasil, karena dilihat dari cuacanya yaitu curah hujan, kedua negara ini berbeda. Indonesia memiliki curah hujan antara 2000 - 3000 mm per tahun, sedangkan Australia yang merupakan salah satu benua terkering di dunia memiliki curah hujan tahunan rata - rata tidak sampai 600 mm. Jadi, jika sistem penggemukan secara ekstensif diterapakan di Indonesia, maka hewan ternak akan terkena hujan sangat sering dan hal ini bisa menyebabkan hewan ternak mudah terkena penyakit. Maka dari itu sistem intensif / sistem perkandangan lebih cocok untuk diterapkan di Indonesia, dilihat dari cuaca di negara ini yang memiliki musim hujan lebih lama dibandingkan di Australia.
Di akhir video presentasi ini, David Brown, sang pemateri yang bekerja sebagai Manager di West Talgai Feedlot, menjelaskan bahwa "Managing The Process = PROFIT". Ini berarti sebagai seorang feedlot, kita harus memiliki skill managemen yang bagus agar kita bisa mendapatkan sistem dengan cost yang murah dan mendapatkan hasil yang maksimal, atau yang biasa dijelaskan oleh Sang Maestro Marketing Indonesia Hermawan Kartajaya sebagai "Low Cost, High Impact". Maka dari itu banyak sekali potensi yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan sitem penggemukan sapi yang perlu dikaji dan dikembangkan lagi agar menjadi sebuah industri yang maju dan berkembang.