Our cows after Idul Adha, We have planning to sell them in Traditional Cow Market next month.
Sabtu, 26 September 2015
Jumat, 25 September 2015
Media Tanam dari Kotoran Sapi
Kami melakukan penelitihan tentang pemanfaatan kotoran sapi yang telah difermentasikan untuk media tanam tumbuhan rumput gajah. Berikut adalah dokumentasi tentang penelitihan tersebut :
Kamis, 24 September 2015
Selasa, 22 September 2015
Sekolah Peternakan Rakyat (SPR)
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berencana menambah jumlah Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di sejumlah kabupaten agar para pelaku usaha peternakan dapat meningkatkan kualitas dan mampu mengembangkan bisnisnya. Di SPR, para peternak akan dibekali ilmu mengenai peluang bisnis di peternakan, seperti bagaimana cara menjadikan hewan ternak lebih produktif atau memberdayakan pupuk agar menambah pendapatan. Dengan mengikuti pendidikan di SPR ini, diharapkan peluang bisnis menjadi lebih terbuka untuk para peternak.
(Source: Facebook.com/wmmandiri)
Cara Membuat Pakan Lele Dari Ampas Tahu
Ada berbagai macam bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakan ikan. Jika kita bisa kreatif dan dapat membuat pakan ikan lele sendiri, maka keuntungan yang akan kita dapat juga akan lebih tinggi. Dalam usaha Budidaya lele kita juga bisa membuat ramuan pakan organik yang berbahan dasar “Ampas Tahu” dengan tujuan agar lele dapat berkembang seperti di habitat aslinya yaitu memakan makanan yang berasal dari bahan organik dan ikan lele akan tumbuh dengan baik.
Selain itu hal tersebut juga untuk menekan atau mengurangi biaya pengeluaran serta mengurangi menumpuknya limbah dari Ampas Tahu tersebut.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan pakan lele dari Ampas Tahu adalah sebagai berikut:
1. Ampas Tahu 5 Kg
2. Dedak Halus 5 Kg
3. Tepung Ikan 1 Kg
4. Tetes Tebu/Molases 1 liter
5. Probiotik(EM4-Perikanan) : 200 ml
6. Ragi Tempe 2 sdm
Setelah seluruh bahan dicampur dan diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam drum/ember/kantong plastik yang diberi lobang udara dengan menggunakan selang untuk mengalirkan gas/udara yang ujungnya ditutup plastikatau bekas gelas air mineral tetapi jangan terlalu tertutup rapat(sebagian terbuka untuk keluar masuknya oksigen). Kemudian simpan dan dibiarkan selama +/- 5 hari agar terjadi proses fermentasi secara alami.
Setelah di Fermentasi 5 hari Pakan Lele Organik sudah bisa dimanfaatkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bisa diberikan langsung ke Lele dengan cara dikepalkan sehingga lele bisa mengkonsumsi secara langsung
2. Disarankan diberikan ke Lele yang umurnya diatas 1 bulan dari penebaran ukuran benih 5-7/7-9, sebelumnya bisa diberikan dari hasil fermentasi dan pakan alami pupuk kandang
3. Pemberiannya jangan bersamaan dengan pemberian pellet ikan
4. Prosentase pemberian 5% dari Biomas Ikan (1,5 – 2 kali jumlah pemberian pakan Pellet).
5. Frekwensi pemberian pakan lele organik dari ampas tahu ini bisa 2 – 3 kali sehari diberikan pada pagi/siang hari
(Source: Bibitikan.net)
Minggu, 20 September 2015
Sabtu, 19 September 2015
Kamis, 17 September 2015
Selasa, 15 September 2015
Pengembangan Sapi Potong melalui Inseminasi Buatan
A. PENDAHULUAN
Pembangunan sub sektor peternakan sebagai bagian dari pembangunan nasional mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah, diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi melalui usaha pembangunan ternak sapi potong, hal ini untuk mencukupi kebutuhan protein hewani khususnya daging. Untuk mencapai tujuan tersebut akan ditempuh usaha pembangunan dan penerapan teknologi tepat guna :
1. Meningkatkan jumlah maupun mutu ternak
2. Pemeliharaan kesehatan
3. Penyuluhan
4. Pembinaan serta penyediaan sarana prasarana
5. Pemanfaatan limbah peternakan.
Dalam melaksanakan pembangunan peternakan, perhatian khususnya perlu diberikan kepada pengembangan peternakan rakyat yang merupakan bagian terbesar dari peternak di Indonesia, meningkatkan peranan koperasi dan keikutsertaan usaha swasta.
Salah satu yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi daging dan anak sapi atau pedet adalah dengan meningkatkan jumlah pemilikan sapi potong dan mutu genetik ternak. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan Inseminasi Buatan (IB) pada sapi potong, karena semen yang digunakan terhadap IB berasal dari sapi jantan yang genetiknya baik dan angka Service Per Conception yang rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan kawin alam.
IB merupakan suatu bentuk bioteknologi reproduksi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas
ternak sapi potong dengan sasaran akhir peningkatan pendapatan petani peternak. Dengan demikian IB perlu ditingkatkan melalui upaya-upaya yang intensif, kontiniyu dan berkesinambungan dengan penekanan pada aspek peningkatan mutu dan perluasan jangkauan pelayanan IB dalam bentuk satuan pelayanan inseminasi buatan (SPIB) dengan mewujudkan pelayanan IB yang prima dan memasyarakat.
B. PENGERTIAN INSEMINASI BUATAN
Menurut Bandini (2004), Inseminasi Buatan adalah pemasukan atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin betina dengan menggunakan alat-alat buatan manusia, jadi bukan secara alam.
Dalam praktek prosedur IB tidak hanya meliputi deposisi atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin betina, tetapi juga tak lain mencakup seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengangkutan semen, Inseminasi, pencatatan dan juga penentuan hasil inseminasi pada hewan betina, bimbingan dan penyuluhan pada ternak
C. KEUNTUNGAN IB
Menurut Ihsan (1993), keuntungan IB sangat dikenal dan jauh melampaui kerugian-kerugiannya jika tidak demikian tentu perkembangan IB sudah lama terhenti dan keuntungan yang diperoleh dari IB yaitu :
1.Daya guna seekor pejantan yang genetik unggul dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
2.Terutama bagi peternak-peternak kecil seperti umumnya ditemukan di Indonesia program IB sangat menghemat biaya di samping dapat menghindari bahaya dan juga menghemat tenaga pemeliharaan pejantan yang belum tentu merupakan pejantan terbaik untuk diternakkan.
3.Pejantan-pejatan yang dipakai dalam IB telah diseleksi secara teliti dan ilmiah dari hasil perkawinan betina-betina unggul dengan pejantan unggul pula.
4.Dapat mencegah penyakit menular
5.Calving Interval dapat diperpendek dan terjadi penurunan jumlah betina yang kawin berulang.
D. KERUGIAN YANG DAPAT DITIMBULKAN OLEH PERKAWINAN IB
Berikut adalah beberapa kerugian yang ditimbulkan oleh IB :
1.Apabila prosedur IB tidak dilakukan secara wajar, akan mengakibatkan reproduksi yang rendah.
2.Apabila persediaan pejantan unggul habis, maka peternak tidak dapat memilih pejantan yang dikehendaki untuk mengikuti program peternakan yang diinginkannya.
3.Terlalu banyak sapi yang mempunyai keturunan yang sama.
E. TANDA-TANDA SAPI BETINA BIRAHI
Sapi betina yang sedang birahi akan tetap berdiri pada tempatnya jika seekor jantan mendatangi dan menaikinya. Keadaan ini merupakan tanda umum dan seragam untuk semua ternak. Tanda-tanda lain sapi betina yang sedang birahi sebagai berikut :
1.Sapi gelisah dan terlihat sangat tidak tenang.
2.Sapi sering menguak atau melenguh-lenguh.
3.Sapi mencoba menaiki sapi lain dan akan tetap diam bila dinaiki sapi lain.
4.Pangkal ekornya terangkat sedikit dan keluar lendir jernih transparan yang mengalir melalui vagina dan vulva.
5.Sapi dara sering memperlihatkan perubahan warna pada vulvanya yang membengkak dan ke merah-merahan.
6.Sapi menjadi diam dan nafsu makannya berkurang. (Bandini, 2004 : 46).
Menurut Ihsan, (1992 : 51) saat yang baik melakukan IB adalah saat sapi betina menunjukkan tanda-tanda birahi, petani ternak pada umumnya mengetahui tingkah laku ternak yang sedang birahi yang dikenal dengan istilah : 4A, 2B, 1C, 4A, yang dimasud adalah abang, abu, anget, dan arep artinya alat kelamin yang berwarna merah membengkak kalau diraba terasa anget dan mau dinaiki, 2B yang dimaksud adalah bengak-bengok dan berlendir artinya sapi betina sering mengeluh dan pada alat kelaminnya terlihat adanya lendir transparan atau jernih, 1C yang dimaksud adalah cingkrak-cingkrik artinya sapi betina yang birahi akan menaiki atau diam jika dinaiki sapi lain.
F. WAKTU OPTIMUM UNTUK INSEMINASI
Selain memperlihatkan tanda-tanda birahi sapi betina, maka harus dapat mengawinkan sapi tersebut tepat pada waktunya. Untuk itu harus mengetahui hal-hal berikut : birahi sapi berlangsung kira-kira 18 jam dengan siklus birahi rata-rata 21 hari. .
Adapun ovulasi (saat keluarnya sel telur dari sarangnya) terjadi lebih kurang 12 jam sesudah proses birahi akhir. Sperma sapi jantan diperkirakan bisa hidup dalam alat reproduksi betina lebih kurang 30 jam. Oleh karena itu sperma sapi jantan harus sudah siap 6 jam sebelum terjadi pembuahan
Waktu yang paling tepat untuk mengawinkan ternak adalah 9 jam sesudah birahi berlangsung dan 6 jam sesudah birahi berakhir. Faktor yang paling penting adalah pengamatan birahi. Jika gejala birahi telah terlihat maka saat perkawinan atau Inseminasi mudah ditentukan. Jika sapi birahi pada pagi hari maka perkawinan atau Inseminasi harus dilakukan pada hari itu juga. Namun kalau sapi birahi pada sore hari, perkawinan dilakukan esok harinya sebelum jam 15.00 WIB sore.
Senin, 14 September 2015
Fries Holland
Sapi Fries Holland atau FH, di Amerika Serikat disebut Holstein Friesian atau disingkat Holstein. Sedangkan di Europa disebut Friesian. Bobot badan sapi betina dewasa yang ideal adalah 628 kg, sedangkan yang jantan dewasa bobotnya 1000 kg. Sapi FH adalah sapi perah yang produksi susunya tertinggi, dibandingkan bangsa-bangsa sapi perah lainya, dengan kadar lemak susu yang rendah. Produksi susu rata-rata di Amerika Serikat 7245 kg/laktasi dan kadar lemak 3,65%, sedangkan di Indonesia produksi susu rata-rata per hari 10 liter/ekor(Sudono, et al., 2003).
Sudono (1999) menyebutkan bangsa sapi FH murni warna bulunya hitam dan putih atau merah dan putih dengan batas-batas warna yang jelas. Sapi FH baik untuk menghasikan daging (beef) karena tumbuhnya cepat dan menghasilkan karkas sangat baik. Bobot lahir anak sapi tinggi yaitu 43 kg, tambahan lain warnalemak daging putih, sehingga baik sekali untuk produksi veal (daging anak sapi). Sapi FH termasuk masak kelamin lambat, tidak seperti sapi-sapi bangsa Jersey dan Guernsey yang termasuk masak dini.
Sapi FH berasal propinsi Belanda Utara dan propinsi Friesland Barat. Bangsa sapi FH terbentuk dari nenek moyang sapi liar Bos (Taurus) typicus primigenius yang ditemukan di negeri Belanda sekitar 2000 tahun yang lalu. Negeri Belanda terkenal dengan tanahnya yang subur dan banyak sehingga menghasilkan pasutra yang sangat baik. Sapi FH dapat merumput dengan baik pada padang rumput yang baik, artinya bangsa sapi ini memerlukan rumput yang baik saja, jadi tidak seperti bangsa-bangsa sapi Ayshire dan Brown Swiss. Pada musim dingin di negeri Belanda udara lebih dingin, sehingga sapi FH harus dikandangkan, dan karena itu sapi FH sifatnya menjadi jinak. Disamping itu kerap kali sapi betina yang laktasi diperah sambil merumput di pasutra. Ketika bangsa sapi FH dibentuk, seleksi dilakukan terhadap produksi susu yang akan dijadikan keju. Pada pembuatan keju membutuhkan sapi yang produksi susnya banyak, sehingga akibat terbentuk sapi perah yang diutamakan produksi susunya tinggi dengan kadar lemak rendah. Sapi FH memiliki komposisi susu: Air 88.01%, Protein 3.15%, Lemak 3.45%, Laktosa 4.65%, Abu 0.68%, Bahan Kering 11.93%.(Sudono, 1999).
Senin, 07 September 2015
Jumat, 04 September 2015
Lactobacillus Formula for Plants
Berikut adalah foto tentang penggunaan "Lactobacillus Formula for Plants" yang kami berikan kepada tanaman rumput gajah. Manfaat "Lactobacillus Formula for Plants" adalah sebagai :
1. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap perubahan sifat tanah, perubahan iklim, dan serangan hama penyakit.
2. Meningkatkan kesuburan tanah.
3. Memperbaiki struktur tanah
4. Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah