Selasa, 02 Desember 2014

Peluang Bisnis Penggemukan Sapi

Salah satu pekerjaan rumah pemerintah yang tak kunjung usai adalah memenuhi kebutuhan daging sapi potong setiap tahunnya. Tahun 2014, daging sapi diperkirakan masih defisit 40 juta ton. Sedangkan pemerintah berencana untuk swasembada daging sapi di tahun ini. Tampaknya hal ini masih sekedar wacana, dan belum bisa tercapai. Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) memperkirakan, impor daging hingga akhir tahun ini mencapai 250 ribu ton atau 45 persen dari total kebutuhan daging dalam negeri.

Nah, problem ini bisa berarti sebuah peluang bisnis bagi Anda! Yaitu di bisnis penggemukan sapi. Bayangkan Anda berbisnis sambil membantu mengatasi permasalahan pemerintah. Masih belum bisa membayangkan diri Anda berlompatan di peternakan? Kami akan membantu imajinasi Anda. Berikut adalah gambaran kerja di bisnis penggemukan sapi.

1. Pembelian ternak sapi
Anda akan menggemukkan sapi selama 4-6 bulan. Tugas Anda adalah membuat sapi-sapi yang Anda pelihara bertambah gemuk maksimal. Maka, mulai dari proses memilih pun Anda sudah harus bersikap selektif. Anda perlu beberapa kriteria. Karena tujuannya adalah untuk dipotong, maka Anda perlu sapi jantan berusia 2,5 tahunan. Tentu saja karena tujuannya adalah “penggemukan”, maka Anda perlu pilih sapi yang kurus (bukan karena penyakit) agar harganya lebih murah. Biasanya ditandai dengan tulang menonjol. Beberapa pakar memperkirakan Anda perlu memilih sapi dengan tinggi minimal 170 cm, pundak minimal 135 cm, dan lingkar dada 133 cm. Syarat mutlak lainnya adalah Anda harus pilih sapi yang sehat. Hal ini bisa Anda periksa dari hasil ekskresinya. Apabila kotorannya normal, maka ia tidak memiliki masalah pencernaan. Selain itu juga bisa Anda lihat dari matanya yang cerah dan bulunya yang halus. Soal jenis, ada banyak pilihan, baik lokal maupun luar, misalnya sapi bali, sapi madura, sapi aceh, sapi simmental, sapi limosine, sapi angus, sapi brahman, sapi charolise, dan sebagainya. Anda bisa mendapatkannya dari petani-petani ternak atau saudagar-saudagar sapi lokal di daerah Anda.

2. Kandang
Umumnya terbagi kedalam 2 tipe: individu dan kelompok. Di kandang individu, sapi tinggal sendirian di sebuah ruang berukuran minimal 2,5×1,5 meter. Sedangkan dalam kandang kelompok, tentu saja Anda harus menyediakan kandang yang berkali-kali lipat lebih besar agar bisa dihuni oleh beberapa sapi dalam satu periode penggemukan. Kelemahannya adalah, di kandang kelompok, sapi yang lebih kuat akan mendominasi pakan, sehingga pertumbuhannya tidak akan merata. Sedangkan di kandang individu, karena ruang geraknya terbatas, sapi Anda bisa tumbuh lebih cepat. Selain tidak ada kompetisi pakan, sapi tidak banyak bergerak sehingga lemak dan protein yang ia makan tidak terbakar.

3. Pakan
Kebutuhan pakan tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Dan ternyata, Anda tidak cukup memberi pakan hijauan seperti jerami padi, alang-alang, dan rumput liar saja. Sejumlah studi menunjukkan bahwa ketika Anda mengandalkan pakan berupa hijauan saja, hasilnya kurang optimal, dan butuh waktu lama. Pertambahan berat badan cuma sekitar 0,3 – 0,5 kilogram perhari. Anda butuh konsentrat, seperti ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, kulit biji kedelai dan pakan buatan pabrik. Hal ini bertujuan agar mikroba jadi lebih aktif sebelum masuk pakan hijau. Hal ini setidaknya bisa mempercepat laju pertumbuhan menjadi 0,7 – 1,2 kilogram perhari. Dalam bisnis penggemukan ini, kunci kesuksesan Anda terletak pada pemberian pakan yang tepat.

4. Pengendalian penyakit
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Hal ini juga berlaku bagi sapi Anda. Obat-obatan untuk mengobati penyakit bisa sangat mahal ketika sapi Anda terserang penyakit. Belum lagi upaya Anda untuk mencegahnya agar tidak menular, yaitu dengan membangun kandang karantina sendiri. Beberapa penyakit yang mudah menjangkit sapi di antaranya adalah cacingan, penyakit mulut dan kuku, kembung, hingga antraks. Anda harus memastikan bahwa sapi Anda mendapat perawatan dan vaksinasi terhadap penyakit ini.

 5. Panen
Sapi siap dipotong ketika berumur 4 tahun. Anda membeli bibit sapi dengan harga rata-rata sekitar 8 juta rupiah, dan bisa menjualnya setelah masa penggemukan dengan harga 14 juta rupiah. Harga ini mungkin melambung di momen-momen seperti Idul Adha. Itu pun cuma satu sapi. Kalikan sendiri dengan jumlah sapi yang sanggup untuk Anda rawat.

(Sumber : Studentpreneur.co)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar